KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas
segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil penelitian ini sebagaimana mestinya.
Penyelesaian laporan hasil penelitian ini menjadi salah
satu tugas dalam mata pelajaran Biologi. Oleh karena itu, penyusun laporan
hasil penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca tentang beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis diucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberi banyak
masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan juga kepada
teman teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, meskipun namanya
tidak dapat disebutkan oleh penulis saatu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum terbilang dalam
kata sempurna karena, keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
untuk perbaikan pada pembuatan makalah yang selanjutnya.
Akhirnya penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
bagi penulis.
Tangerang, 02 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
.................................................... 1
KATA PENGANTAR ..................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................... 3
BAB I PENDAHULUA ...........................................
... 4
A.
Latar Belakang
............................................................ 4
B.
Rumusan Masalah ...................................................... 4
C.
Tujuan Penulisan
......................................................... 4
D.
Manfaat Penulisan
....................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
.............................................. 6
A. Cara Pembuatan
Tempe
............................................ 6
B. Gambar Pembuatan Tempe
.................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................. 18
A.
Kesimpulan
................................................................ 18
B.
Saran
..........................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tempe merupakan
salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe merupakan
salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang
ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini
sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum
disadari oleh masyarakat umum.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat
merumuskan :
a.
Bagaimanakah peranan
mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam
proses pembuatan tempe?
b.
Bagaimanakah proses
pembuatan tempe?
3. TUJUAN
Karya ilmiah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta dengan tujuan agar
pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai setelah
diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai
dengan baik dan benar.
Tidak lupa juga
agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena
ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan
lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan
orang lain kepada kita.
4. MANFAAT PENULISAN
penulisan laporaan hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis,
diharapkan dapat hasil penulisan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi teori bagi penulisan laporan hasil penelitian yang lain yang sejenis
dengan judul laporan hasil penelitian ini.
Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan
juga dapat bermanfaat sebagai berikut :
1) Menjadi bahan masukan
berbagai pihak dalam menganalisis peranan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe
2) Menjadi sumber acuan bagi
masyarakat atau siapapun yang hendak melakukan penulisaan makalah dan ada
kaitannya dengan pengaruh peranan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe serta bagaimana proses
pembuatan tempe.
BAB II
PEMBAHASAN
1. CARA PEMBUATAN TEMPE
a. Cara Sederhana
Cara sederhana
adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di
Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik
dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya
berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara
60-90 menit.
Kedelai yang
telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai
dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus
atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua
ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan
ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan
pemeraman selama 36-48 jam
Kaum vegetarian
di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti
daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia,
tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti
Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik telah
dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama
beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya masih sangat
sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe,
tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan
dasar kedelai.
Untuk
memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus
yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti
jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan
harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah
proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam
pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai
benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan
biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang
kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa
pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat
menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein
dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus
sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin
turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian,
aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan
terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya,
yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal
ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam
suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan
bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa
sekali pun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena
itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian
bibit (inokulum) yang akan digunakan.
1. Alat Dan Bahan
Alat :
- Baskom.
- Saringan.
- Dandang.
- Kipas Angin /Kipas.
- Sotel kayu.
- Tampah.
- Kompor.
- Peralatan lain yang diperlukan.
Bahan :
- Kacang kedelai.
- Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
- Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
Cara Kerja :
1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian
dikeringkan.
- Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
- Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
- Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
- Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
- Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
- Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
- Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
- Proses fermentasi63256
- kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
·
Catatan:
- Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempeyang dihasilkan.
- Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.
·
Cara Baru
Pada prinsipnya
cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau
tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit
kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam
bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya
kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat
pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang
dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan
dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan
direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
- Oksigen.
Oksigen
dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas
yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan
kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong
tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang
lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap air.
Uap air yang
berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap
jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3. Suhu.
Kapang tempe dapat
digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik
pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu
ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4. Keaktifan Laru
Laru yang
disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu
pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan
agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.
Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru
tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya
bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar.
Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada
bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk
sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau
umbi-umbian.
Berdasarkan
atas tingkat kemurniannya, inokulum atau laru tempe dapat dibedakan atas: inokulum
murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun
perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan
dalam laru tersebut.
Mikroba yang
sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus,
atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni
campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula
kultur murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada
beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe
diantaranya adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp.,
dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp
pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
Pada tempe yang
berbeda aslinya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula (Dwidjoseputro
dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada tempe Malang adalah R.
oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor
rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R.
Stolonifer sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor
javanicus.,Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium sp.
Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi
biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang
dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R.
stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R.
oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa
oleh R. arrhizus.
Selama proses
fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya.
Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan
menjadi asam-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami
peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan
mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai
6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna.
Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang
menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau
langu dari kedelai juga akan hilang.
Kadar air
kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selama
proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam
fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan
setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64% (Sudarmaji dan
Markakis, 1977).
Perubahan-perubahan
lain yang terjadi selama fermentasi tempe adalah berkurangnya kandungan
oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut akan terus
berlangsung sampai fermentasi 72 jam.
Selama
fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya
akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam (Murata et al.,
1967). Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi
kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin (Shurtleff dan
Aoyagi).
- GAMBAR PEMBUATAN TEMPE
Siapkan kacang kedelai sebanyak 1 kg.
Dan ragi tempe sebanyak 2 gram.
Cuci bersih kacang kedelai dan rendam selama 24 jam.
Setelah direndam selama 24 jam, kacang kedelai mekar seperti yang terlihat seperti gambar diatas ini.
Mulailah meremas-remas kacang kedelai agar kulit arinya lepas.
Setelah direbus selama 30 menit, buang air yang tersisa di dalam panci. Kemudian, taruh kembali panci yang tinggal berisikan kacang kedelai diatas kompor. Aduk-aduk, jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan kacang kedelai. Jangan terlalu lama – karena kacang mudah hangus.
Tuang kacang kedelai ke wadah yang memudahkan kacang kedelai menjadi dingin.
Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak 2 gram dan aduk rata.
Siapkan plastik dengan ukuran sesuai selera. Masukkan kacang kedelai ke dalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm.
Tutup plastik : dapat mempergunakan cara seperti gambar diatas dengan lilin.
Kemudian lubangi plastik yang telah berisi kacang kedelai dengan menggunakan pisau – kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
Simpan tempe didalam lemari (gambar diatas mempergunakan lemari dapur). Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari es yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara. Diamkan selama kurang lebih 36 jam.
Setelah 36 jam, tempe siap diolah.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.
Berdasarkan
uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha
sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta
dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju,
dan juga dapat memberikan masukan kepasa pembaca untuk dapat sekiranya
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
2. SARAN.
Bagi masyarakat
luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya, bahwasanya kekayaan
alamIndonesia sangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa serta
mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.
Untuk itu
diharapkan cara-cara yang telah disampaikan penulis semoga dapat berguna bagi
semua pembaca yang budiman.
6 komentar:
mkaasih sangat membantu
tempe joss
www.sepatusafetyonline.com
makasih sudah membantu kak
makalah tempe terbaik menurut saya, terima kasih :)
fick
bisa dikirim daftar pustakanya di kolom komentar kak ?
Posting Komentar