Laporan
Praktikum
“
Titrasi Asam Basa”
Laporan
Praktikum
“
Titrasi Asam Basa”
Disusun oleh :
IKA MELYA ASTUTI
Kelas : XI. MIPA 1
SMA NEGERI 4 TANGERANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
Menentukan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makan (
Titrasi Asam Basa )
I.
Tujuan Praktikum
Menentukan
kadar asam asetat dalam cuka makan dengan metode titrasi asam-basa.
II.
Landasan
Teori
Reaksi penetralan dapat digunakan untuk menetapkan
kadar atau konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan kadar suatu
larutan disebut titrasi asam–basa. Titrasi adalah penambahan larutan
standar (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam
larutan lain (analyt) dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen
(kondisi dimana saat analit tepat bereaksi dengan larutan standar). Titrasi
dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna yang disebut titik
akhir titrasi.
Reaksi yang terjadi saat penitrasian :
CH3COOH(aq)
+ NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Pada cuka makan tercantum bahwa kadar nya 2 % dan
kadar asam asetat nya 25 % pada labelnya. Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan
untuk menyelidiki kebenaran label tersebut dengan menggunakan titrasi asam basa. Dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, maka untuk
menetukan kadar asam cuka makan, cuka harus diencerkan. Jika tidak diencerkan
maka akan memerlukan larutan NaOH yang terlalu banyak sehingga tidak praktis
dan tidak mempunyai ketelitian yang baik.
Hal-hal penting pada titrasi :
·
Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–.
Biasanya ditunjukkan dengan harga pH.
·
Titik akhir titrasi adalah saat di mana indikator berubah warna.
III.
Alat dan
Bahan
Alat
|
Bahan
|
Gelas ukur 10 ml
|
Larutan NaOH 0,1 M
|
Pipet ukur
|
Asam cuka ( CH3COOH )
|
Erlenmeyer
|
Indikator Fenolftalein ( 3 Tetes )
|
Corong kaca
|
Cuka makan
|
Labu takar 100 ml
|
Aquades
|
Statif, Klem, and Boss Head
|
|
Buret
|
|
IV.
Langkah Kerja
1.
Pertama,
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.
Lalu,
Mengambil asam cuka dengan menggunakan pipet volume sebanyak 10 ml dan
memasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
3.
Setelah itu,
menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu erlenmeyer yang sudah
terisi asam cuka.
4.
Kemudian, Memasukkan
larutan NaOH 0,1 M sebanyak 5 ml sebagai zat peniter ke dalam buret dengan
menggunakan corong kaca.
5.
Lalu, mencatat
skala awal dari larutan NaOH 0,1 M (Sebaiknya dimulai dari skala 0).
6. Setelah itu, Membuka statif dan klem pada buret dengan
perlahan sehingga menetesnya NaOH dalam buret menetes sedikit demi sedikit yang
ke dalam labu erlenmeyer dan
menggoyang-goyangkan labu erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna indikator
yaitu merah muda.
7.
Setelah
terjadi perubahan warna, Menutup kembali kran pada buret dan mencatat volume
larutan NaOH yang digunakan.
8.
Terakhir,
Mengulangi kegiatan ini 3 kali lagi sehingga memperoleh hasil yang hampir sama.
V.
Hasil Pengamatan
Asam
cuka yang digunakan (ml)
|
Volume
NaOH
|
NaOH
yang digunakan (ml)
|
|
Sebelum
(ml)
|
Sesudah (ml)
|
||
1.
10 ml
|
5
ml
|
4
ml
|
5 ml – 4
ml = 1 ml
|
2.
10 ml
|
5
ml
|
4,2
ml
|
5 ml – 4,2
ml = 0,8 ml
|
3.
10 ml
|
5
ml
|
4,2
ml
|
5 ml – 4,2
ml = 0,8 ml
|
VI.
Analisis Data
Diketahui :
-
Kadar cuka makan
pada label 2%
-
M NaOH = 0,1 M
-
Volume cuka
yang di titrasi = 10 ml
-
Volume asam
cuka = 100ml
-
Mr asam cuka
(CH3COOH) = 60
-
Volume
rata-rata NaOH = ( 1 + 0,8 + 0,8 ) : 3
= 2,6 :
3
= 0,6
ml.
-
ρasam
asetat = 1,05 g/cm3
1.
Menentukan
Molaritas asam cuka yang digunakan :
Ma . Va = Mb. Vb
Ma . 10 =
0,1 . 0,6
Ma =
( 0,1 . 0,6 ) : 10
Ma =
0,06 : 10
Ma =
6 . 10-3 mmol
2.
Menentukan
Kadar asam asetat dalam cuka makan
M CH3COOH =( % . ρ . 10) : Mr
Jadi, % = (M CH3COOH . Mr) : (ρ . 10)
= (6
. 10-3 . 60) : (1,05 g/cm3 . 10)
= 36
. 10-2 : 10,5
=
0.0343
= 3,43%
VII.
Pembahasan
Kadar yang
diperoleh dari hasil pengujian yaitu 3,43 % sedangkan yang tertulis pada botol yaitu 2 %. Hal
ini disebabkan karena adanya kesalahan pada saat proses penitrasian.
Kemungkinan karena adanya kelebihan zat
penitrasi yang dapat berpengaruh pada hasil akhir dalam perhitungan kadar cuka.
Pada
saat larutan NaOH diteteskan ke dalam larutan CH3COOH yang sudah di
campur dengan indikator Fenolftalein dengan sambil menggoyang - goyangkan
Erlenmeyer yang berisi CH3COOH, CH3COOH akan berubah
warna menjadi merah muda atau sudah mencapai titik tetap ekivalen (netral) pada
saat NaOH yang dikeluarkan atau diteteskan sebanyak 0,6 ml. Hal itu membuktikan
bahwa kadar asam dalam cuka dapur dapat diketahui melalui proses titrasi asam
basa.
VIII. Kesimpulan
·
Molaritas asam
asetat pada standarisasi yaitu sebesar 6 . 10-3 mmol.
·
Volume NaOH
yang diperlukan untuk menitrasi cuka makan yaitu 0,6 ml.
·
Kadar asam
asetat pada cuka makan sebanyak 3,43 %.
·
Penambahan
indikator fenolftalein yang memiliki pH antara 8,3 – 10,0 pada titrasi bertujuan untuk menandakan batas
titrasi yang di tandai dengan perubahan warna dari warna bening menjadi warna
merah muda.
Saran :
·
Dalam melakukan titrasi diharap untuk berhati hati, teliti dan focus
·
Diharap untuk memperhatikan takaran setiap zat yang digunakan
·
Diharapkan untuk memeriksa ulang semua peralatan yang akan digunakan
IX.
Daftar Pustaka
·
Buku Grafindo Kimia untuk Kelas XI SMA Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
SEMOGA MEMBANTU :)
·
0 komentar:
Posting Komentar