Rabu, 22 Januari 2014

pola aliran sungai dan pola pemukiman penduduk

Diposting oleh Unknown di Rabu, Januari 22, 2014

Pola Aliran Sungai
1.     Pola Denritik
Dendritik adalah pola aliran sungai yang berbentuk
seperti percabangan pohon, sehingga percabangannya
tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam.
Berkembang pada batuan yang homogen dan tidak
terkontrol oleh struktur, biasanya pada batuan sedimen
 dengan perlapisan horisontal, atau di batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen. Bentuk pola aliran ini
tidak teratur, umumnya terdapat pada dataran atau
daerah pentai dan di jumpai di daerah plato.
Contoh : Di wilayah batuan granit di Sierra Nevada dan
di daerah daratan yang memiliki batuan berbentuk horizontal
di barat tengah.
  Ciri- ciri pola aliran dendritik :
1. Bentuk menyerupai cabang-cabang pohon.
2. Mencerminkan resistensi batuan yang sama
(homogenitas batuan) atau tanah yang seragam.
3. Lapisan sediment horizontal atau miring landai.
4. Control struktur tidak begitu tampak.
2.    Pola Radial
Radial adalah bentuk aliran sungainya mengalir ke
segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.
Pola aliran radial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.Pola aliran sungai Radial Sentrifugal adalah
pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
 alirannya meninggalkan titik pusat.
Pola aliran sungai ini umumnya terdapat
di daerah vulkanik atau puncak yang berbentuk kerucut.
Pola Aliran Radial Sentrifugal merupakan arah aliran yang
menjauhi/meninggalkan titik pusat.
b. Pola aliran sungai Radial Sentripetal adalah
pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
alirannya menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini
 umumnya terdapat di daerah ledokan/basin atau aliran
sungai yang masuk ke danau.
Ciri-ciri pola aliran radial :
1.Bentuk aliran seolah memancar dari satu titik
2. pusat berasosiasi dengan tubuh gunung api atau
kubah berstadia muda.
3.Dalam konsep Davis, pola radial ini adalah menyebar
dari satu titik pusat (sentrifugal), sedangkan klasifikasi
lain menyatakan pola radial mencakup dua
sistem pola pengaliran yaitu : sentrifugal dan sentripetal.
1.     Pola Rektangular
      Rektangular adalah Pola yang berbentuk
cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok,
menyambung dan membentuk sudut-sudut yang
tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran ini umumnya
dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh
pola potongan yang tegak lurus.
Rektangular bisa terbentuk di bebatuan
keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
Ciri-ciri pola aliran sungai rectangular :
1.Aliran cabang sungai tegak lurus terhadap sungai induk.
2.Aliran memotong daerah secara tidak menerus.
3.Mencerminkan kekar atau yang saling tegak lurus
4.dan tidak serumit pola trellis.
2.    Pola Paralel
Paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk
oleh lereng yang curam/terjal, karena morfologi
lereng yang terjal akan terbentuk aliran-aliran
sungai yang berbentuk lurus-lurus mengikuti arah
lereng dengan cabang-cabang sungai yang sangat sedikit.
Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan
 kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadang
kala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang
memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan
kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi
dapat terjadi antara pola aliran trellis,
dendritik, dan paralel.
Ciri-ciri pola aliran sungai paralel :
1.Terbentuk dari aliran cabang-cabang sungai yang sejajar.
2.Atau paralel pada bentang alam yang panjang.
3.Mencerminkan kemiringan lereng yang cukup besar
 dan hampir seragam.    
 
Pola Pemukiman Penduduk
      pemukiman dalam arti sempit adalah tempat
tinggal (rumah) atau bermukim . pemukiman dalam
arti luas adalah kumpulan perumahan - perumahan yang
dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana
kehidupan . seperti rumah sakit , pasar , bank , dan sekolah .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentuk
 Pola Permukiman Penduduk :
a.   Bentuk permukaan bumi
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, ada gunung,
pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan sebagainya.
Kondisi yang berbeda secara otomatis akan membuat pola
kehidupan yang berbeda, misal penduduk pantai bekerja
sebagai petani. Pola kehidupan yang berbeda akan
menyebabkan penduduk membuat permukiman yang sesuai
dengan lingkungan tempat penduduk itu berada.
b.   Keadaan tanah
Keadaan tanah menyangkut kesuburan/kelayakan tanah ditanami.
Seperti kita ketahui, lahan yang subur tentu menjadi sumber
penghidupan penduduk. Lahan tersebut bisa dijadikan lahan
pertanian atau semacamnya. Karena itu, penduduk biasanya
hidup mengelompok di dekat sumber penghidupan tersebut
(ini jelas terlihat di desa).
c.   Keadaan iklim
Iklim memiliki unsur-unsur di antaranya curah hujan,
 intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan sebagainya
yang berbeda-beda di setiap daerah. Perbedaan iklim ini
akan membuat kesuburan tanah dan keadaan alam di setiap
daerah berbeda-beda yang tentu membuat pola permukiman
penduduk berbeda pula. Sebagai contoh penduduk di
pegunungan cenderung bertempat tinggal berdekatan,
sementara penduduk di daerah panas memiliki
 permukiman yang lebih terbuka (agak terpencar).
d.   Keadaan ekonomi
Kegiatan ekonomi seperti pusat-pusat perbelanjaan,
perindustrian, pertambangan, pertanian, perkebunan
dan perikanan akan berpengaruh pada pola pemukiman
yang mereka pilih, terutama tempat tinggal yang dekat
dengan berbagai fasilitas yang menunjang kehidupannya,
karena hal itu akan memudahkan mereka dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
e.   Kultur penduduk
Budaya penduduk yang dipegang teguh oleh suatu kelompok
masyarakat akan perpendicular pada pola pemukiman
kelompok tersebut. Di beberapa daerah tertentu seperti
suku badui di Banten, Suku Toraja di Sulawesi Selatan,
Suku Dayak di Kalimantan, cenderung memiliki pola pemukiman
mengelompok dan terisolir dari pemukiman lain.
·        Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan
bagian utara Sulawesi Selatan. Populasinya diperkirakan
sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian
dataran Luwu dan Sulawesi Barat. Tempat pemukiman
suku Toraja dikenal dengan Tana Toraja. Rumah tradisional
Toraja disebut tongkonan.
·        Suku Baduy
Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat.
Wilayah Baduy meliputi Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawarna.
Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati
wilayah itu sungai Cibaduy. Di desa ini tinggal suku Baduy Luar
yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.
Sedangkan suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih
terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Orang Baduy dalam
terkenal teguh dalam tradisinya.
·        Suku Kubu
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau
Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang
hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi jambi dan Sumatera Selatan.
Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan
jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Mereka hidup secara
nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu,
walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan
karet dan pertanian lainnya. Suku Kubu di Jambi pada umumnya
bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok.
·        Suku Dayak
Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami
\Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki
\ budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim).
Sebutan ini adalah sebutan umum karena orang Daya
terdiri dari beragam budaya dan bahasa.
Suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau
Kalimantan pada tahun 3000-1500 Sebelum Masehi.
Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasi
dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut
Proto-Melayu. Rumah adat suku dayak dikenal dengan nama ?
Rumah Betang?
Bentuk Pola Permukiman Penduduk
Berdasarkan faktor-faktor di atas, jelas bahwa pola
permukiman penduduk bisa berbeda satu sama lain, kan?
 Secara umum, penduduk memiliki pola permukiman sebagai berikut:
  • Pola permukiman memanjang (linear)
Perumahan yang tersusun dengan pola ini biasanya dapat
 dijumpai di sepanjang jalan, sepanjang sungai, dan sepanjang
 garis pantai. Anda bisa melihatnya, kan? Bentuknya memanjang
mengikuti bentuk jalan, sungai, atau garis pantai.
1. Mengikuti Jalan
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan.
Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat
di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga
memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman.
Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami
untuk mendekati sarana transportasi
2. Mengikuti rel kereta api
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan
kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak
terdapat di daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan
daerah padat penduduknya yang dilalui rel kereta api.

3. Mengikuti Alur Sungai
Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini
 terdapat di daerah pedalaman yang memiliki
sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki
 fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
4. Mengikuti Garis Pantai
Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman
 penduduk yang bermata pencaharian nelayan.
 Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan
penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu
mencari ikan ke laut.
  • Pola permukiman memusat
Pola pemukiman ini mengelompok membentuk
unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat
di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang
berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir.
Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat
mengitari mata air dan tanah yang subur.
Sedangkan daerah pertambangan di
pedalaman pemukiman memusat mendekati
lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal
di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki
hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan.
Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk
mempermudah komunikasi antarkeluarga atau
antarteman bekerja.
  • Pola permukiman menyebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah
dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah
-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi
atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan
pemukiman secara tersebar karena mencari daerah
yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman.
Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk
akan tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi
air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola
pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian,
ladang, perkebunan dan peternakan.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Ika Melya Astuti Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei