Kamis, 30 Januari 2014

kata sapaan

Diposting oleh Unknown di Kamis, Januari 30, 2014 0 komentar
Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara (orang kedua) atau menggantikan nama orang ketiga.
Kata sapaan terdiri beberapa jenis, seperti berikut ini.
1. Kata sapaan yang menunjukkan hubungan kerabat seperti  kakek, nenek, bapak (ayah), ibu, paman, bibi, abang, kakak, adik, ananda, mas, mbak.
2.  Kata sapaan yang berbentuk kata ganti seperti kamu, engkau, saudara, anda, tuan, nyonya, nona, dan sebagainya.
3.  Kata sapaan yang menunjukkan rasa hormat seperti paduka yang mulia, yang terhormat, dan lain-lain.
4. Kata sapaan yang diikuti nama seperti  saudara Hasan, bapak Susanto, ibu Amir, dan sebagainya.
5. Gelar kepangkatan, profesi atau jabatan, seperti kapten, profesor, dokter, soper, ketua, lurah, atau camat.
6. Kata nama pelaku, seperti penonton, peserta, pendengar, atau hadirin.
7. Kata ganti persona kedua Anda.
Aturan penulisan kata sapaan:
1. Huruf awal kata sapaan ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
·        Adik sudah kelas berapa?
·         Selamat pagi pro(fesor).
·        Hari ini kapten bertugas di mana?
·        Setelah sampai di Yogyakarta, Tuan akan menginap di mana?
2.Apabila diikuti nama diri, sapaan dapat disingkat atau ditulis lengkap.
Contoh:
·        Silakan menikmati hidangan ini, Bu Siti!
     3.Bentuk sapaan singkat dapat dipakai jika tidak disertai nama diri.
Contoh:
·        Sebenarnya adik saya ini sakit apa, Dok?
·        Kak, sebaiknya kita lewat jalan itu!
4. Bentuk sapaan ditulis dengan diikuti atau diawali tanda koma.
Contoh:
·        Bu, kapan kita menengok nenek?
·        Apakah saya boleh membelibuku ini, Pak?
Perhatikan pula kalimat-kalimat berikut!
1. Yang terhormat Kepala SMP Nusantara, kami mohon untuk memberi sambutan.
2. Yang mulia Sultan Hamengku Buwono meresmikan monumen ini.
3. Hadirin yang berbahagia, selamat datang di tempat ini.
4. Anak-anakku yang tercinta, marilah kita panjatkan doa bersama-sama.
Kata-kata bercetak miring pada keempat kalimat tersebut dalam bahasa lndonesia disebut kata sapaan hormat. Kata sapaan hormat tidak perlu diikuti nama orang dan tidak perlu diikuti kata "Bapak/Ibu".
penyapaan adalah menyapa langsung baik ketika berhadapan (tatap muka) maupun melalui media seperti telepon atau media lainnya. Kegiatan menyapa langsung ini baru terjadi jika orang yang kita sapa adalah orang kedua (lawan bicara, orang yang diajak berbicara), bukan orang pertama (pembicara) atau orang ketiga (yang dibicarakan). Perhatikan contoh berikut!
(1)   Ibu bertanya, “Pukul berapa Ayah akan berangkat ke Jakarta?”
Kata ayah pada kalimat di atas adalah kata sapaan yang digunakan sebagai penyapaan karena digunakan untuk menyapa orang kedua (orang yang diajak berbicara). Kata sapaan ini harus ditulis dengan huruf kapital.
Perhatikan pula penggunaan kata ayah pada kalimat berikut:
(2)   Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu, hari ini, ayah akan terlambat pulang dari kantor.”
Kata ayah pada kalimat (2) di atas digunakan untuk menyapa orang pertama (diri pembicara sendiri) sehingga tidak termasuk sebagai penyapaan. Demikian pula dengan kata ibu pada kalimat tersebut bukan sebagai penyapaan karena mengacu pada orang ketiga (yang dibicarakan). Menurut EYD, penulisan kata seperti ini tidak boleh diawali dengan huruf kapital.
Perhatikan lagi penggunaan kata ayah pada kalimat (3) berikut ini!
(3)  Kita harus menghormati ayah yang telah memperjuangkan hidup kita.
Kata ayah pada kalimat (3) di atas mengacu pada orang ketiga (yang dibicarakan) sehingga tidak digunakan sebagai penyapaan. Kata seperti ini penulisannya juga tidak perlu diawali dengan huruf kapital.

Kata sapaan
KATA GANTI DIRI
ORANG YANG DITUJUKAN

Saudara/saudari

Rujukan dan sapaan kepada orang yang baru dikenali, rujukan kepada hadirin majlis.
Cik
Orang perempuan yang belum berkahwin/ berkedudukan tinggi daripada penutur.
Saya
Digunakan apabila bertutur dengan orang yang dihormati dan mempunyai status yang lebih tinggi. (guru, orang yang lebih tua, orang yang baru dikenali)
Aku
Digunakan dalam situasi tidak formal atau kepada kenalan rapat.
Patik/hamba
Digunakan oleh rakyat biasa apabila bertutur dengan raja.
Beta
Digunakan oleh raja apabila bertutur dengan rakyat biasa.
Tuan
Orang yang mempunyai kedudukan tinggi daripada penutur.
Puan
Orang perempuan yang sudah berkahwin dan dipakai bersama nama atau jenis jawatan sperti Puan Pengetua.
Engkau/Kau
Digunakan dalam situasi tidak formal / kenalan rapat.
Tuk
Kadi/Iman/
Penghulu
Anda
Digunakan dalam situasi formal dan boleh ditujukan kepada pendengar tanpa mengira peringkat umur.
Tuanku/ Baginda
Digunakan kepada raja.
Ia/Dia
Boleh dirujuk kepada manusia tetapi tidak kepada objek bukan manusia dan benda.
Beliau
Digunakan sebagai rujukan orang yang dihormati dan mempunyai kedudukan.
Mereka
Kata ganti diri  orang ketiga jamak.
-nya
Kata ganti menunjukkan keupayaan bagi orang ketiga tunggal ( Misalnya, pen ini pennya).  Boleh juga digunakan sebagai kata ganti  diri orang ketiga tunggal.
(Sampaikan salam saya kepadanya)

SAPAAN DAN RUJUKAN HORMAT BAGI YANG BERGELAR
GELARAN
RUJUKAN HORMAT
Yang di-Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong
Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.
Raja-raja
Duli yang Maha Mulia
Balu Raja
Yang Maha Mulia
Bergelar warisan (Tengku, Raja, Tunku, Engku, Ungku)
Yang Mulia
Perdana Menteri
Timbalan Perdana Menteri
Menteri Besar
Ketua Menteri
Yang Amat Berhormat
Tun
Orang Besar Empat
Toh Puan
Yang Amat Berbahagia
Yang Dipertua Negeri
Yang Berbahagia
Tan Sri, Puan Sri, Datuk, Datin, Datuk Seri, Datuk Seri Paduka.
Yang Berbahagia
Ketua Hakim Negara
Yang Arif
Kadi
Sahibul-Fadilah
Mufti
Sahibus-samahah
Ketua Jabatan/Guru Besar
Yang Berusaha


RUJUKAN ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA
ALMARHUM
Digunakan untuk kerabat diraja lelaki
ALMARHUMAH
Digunakan untuk kerabat diraja wanita
ALLAHYARHAM
Digunakan untuk lelaki Islam
ALLAHYARHAMAH
Digunakan untuk perempuan Islam
MENDIANG
Digunakan untuk lelaki atau perempuan bukan Islam

Selasa, 28 Januari 2014

Pidato " Menjaga Lingkungan Sekolah ".

Diposting oleh Unknown di Selasa, Januari 28, 2014 1 komentar
contoh pidato tentang menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kerangkanya  :
1) topik : menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
2) tujuan : seluruh siswa dapat menyadari pentingnya hidup bersih yang dapat bermanfaat bagi mereka dan orang lain di sekitar.
3) kerangka :
a) pembuka : - makna kebersihan.
                     - kaitan antara kebersihan dan agama.
b) inti : 1. manfaat kebersihan bagi siswa.
               - menciptakan kenyamanan dalam proses belajar mengajar.
               - lingkungan sekolah menjadi asri.
            2. langkah - langkah dalam menjaga kebersihan :
               - menjaga kebersihan diri sendiri.
               - menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
               _ di perlukan adanya kesadaran diri sendiri (siswa)
           3. keuntungan apabila kebersihan tercipta
              - lingkungan sekolah menjadi berbeda di mata masyarakat.
4) penutup : dengan di jaganya kebersihan di lingkungan sekolah dapat menciptakan sikap siswa yang peduli akan lingkungan, sehingga tercipta lingkungan sekolah yang asri dan indah serta berguna bagi siswa dan orang lain

pidato :
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera.

Yang terhormat Bapak Kepala sekolah SMP Negeri 12 Tangeerang
Yang terhormat Bapak Ibu guru
Serta teman-teman yang saya cintaidan banggakan.
        Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syuku kehadirat Tuhan YME, atas berkah dan karunianya kita semua dapat berkumpul di pagi yang cerah  ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato tentang " Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah."
       Berbicara mengenai kebersihan, SMP Negeri 12 Tangerang yang termasuk SMP favorit di Kota Tangerang dan letaknya tepat di Jl. Moch. Toha km 3,6 Periuk Tangerang juga memiliki kebersihan yang cukup baik.
       Dalam menjaga kebersihan lingkungan, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa arti kebersihan lingkungan. Arti kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan dimana lingkungan tersebutlayak untuk ditinggali manusia, dimana keadaan kesehatan manusia secara fisik dapat terjaga.
      Menjaga kebersihan juga memiliki kaitan dengan agama, karena agama sangat mendukung menjaga kebersihan, apa buktinya ? ..... Yakni ketika hendak beribadah, kita di wajibkan untuk mensucikan diri terlebih dahulu.
      Agama sangat mendukung karena banyak manfaat yang dapat kita petik apabila telah menerapkan kebersihan, khususnya kebersihan sekolah. kebersihan juga dapat meningkatkan kualitas sekolah.
       Apa yang harus kita lakukan untuk mencapai hal-hal tersebut ? tentu ada banyak cara antara lain dengan menjaga kebersihan diri kita sendiri terlebih dahulu. Kemudian menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Namun, hal yang terpenting adalah kesadaran kita semua untuk menjaga kebersihan itu. seperti, membuang sampah pada tempatnya.
      Selain membuang sampah pada tempatnya, kita juga dapat menjalankan piket kelas sebagai aksi menjaga kebersihan lingkungan di lingkup sekolah.
      Selain itu juga di anjurkan untuk menanam sebuah tanaman, apotek hidup, bunga-bunga, agar sekolah kita terlihat cantik, rapi, dengan berhiaskan penghijauan di sekitarnya. Namun, selain adanya penghijauan di sekolah agar program berjalan lancar, kita harus ikut serta dalam hal pelestarian serta pemeliharaannya dan tingkat kesehatan.
      Dan yang terenting dalam kebersihan sekolah itu adalah WC sekolah. sering kita temukan di sekolah kebanyakan siswa - siswi tidak bersikap disiplin dalam pemakaian WC sekolah. Menjadikan WC sekolah kotor karena ulah siswa terseebut yang tidak menJaga WC sekolah, akibatnya WC menimbulkan efek bau di lingkungan sekolah.
     Yang terakhir harapan-harapan saya adalah siswa - siswi SMP Negeri 12 Tangerang selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan membuat SMP Negeri 12 Tangerang indah dan asri. Dengan ini SMP Negeri 12 Tangerang pasti akan tercermin dimata masyarakat berbeda dengan yang lain, baik tingkat kecerdasan maupun moral yang ada pada diri kita masing-masing.
     Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama saling merangkul satu dengan yang lain untuk berusaha menjaga dan melestarikan kebersihan di lingkungan sekolah. Sehingga dapat meningkatkan minat kita dalam belajar yang mana akan berpengaruh positif bagi kita begitu pula bagi orang lain.
     Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bertutur kata. atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Walbilaihi Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Rabu, 22 Januari 2014

pola aliran sungai dan pola pemukiman penduduk

Diposting oleh Unknown di Rabu, Januari 22, 2014 0 komentar

Pola Aliran Sungai
1.     Pola Denritik
Dendritik adalah pola aliran sungai yang berbentuk
seperti percabangan pohon, sehingga percabangannya
tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam.
Berkembang pada batuan yang homogen dan tidak
terkontrol oleh struktur, biasanya pada batuan sedimen
 dengan perlapisan horisontal, atau di batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen. Bentuk pola aliran ini
tidak teratur, umumnya terdapat pada dataran atau
daerah pentai dan di jumpai di daerah plato.
Contoh : Di wilayah batuan granit di Sierra Nevada dan
di daerah daratan yang memiliki batuan berbentuk horizontal
di barat tengah.
  Ciri- ciri pola aliran dendritik :
1. Bentuk menyerupai cabang-cabang pohon.
2. Mencerminkan resistensi batuan yang sama
(homogenitas batuan) atau tanah yang seragam.
3. Lapisan sediment horizontal atau miring landai.
4. Control struktur tidak begitu tampak.
2.    Pola Radial
Radial adalah bentuk aliran sungainya mengalir ke
segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.
Pola aliran radial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.Pola aliran sungai Radial Sentrifugal adalah
pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
 alirannya meninggalkan titik pusat.
Pola aliran sungai ini umumnya terdapat
di daerah vulkanik atau puncak yang berbentuk kerucut.
Pola Aliran Radial Sentrifugal merupakan arah aliran yang
menjauhi/meninggalkan titik pusat.
b. Pola aliran sungai Radial Sentripetal adalah
pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah
alirannya menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini
 umumnya terdapat di daerah ledokan/basin atau aliran
sungai yang masuk ke danau.
Ciri-ciri pola aliran radial :
1.Bentuk aliran seolah memancar dari satu titik
2. pusat berasosiasi dengan tubuh gunung api atau
kubah berstadia muda.
3.Dalam konsep Davis, pola radial ini adalah menyebar
dari satu titik pusat (sentrifugal), sedangkan klasifikasi
lain menyatakan pola radial mencakup dua
sistem pola pengaliran yaitu : sentrifugal dan sentripetal.
1.     Pola Rektangular
      Rektangular adalah Pola yang berbentuk
cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok,
menyambung dan membentuk sudut-sudut yang
tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran ini umumnya
dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh
pola potongan yang tegak lurus.
Rektangular bisa terbentuk di bebatuan
keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
Ciri-ciri pola aliran sungai rectangular :
1.Aliran cabang sungai tegak lurus terhadap sungai induk.
2.Aliran memotong daerah secara tidak menerus.
3.Mencerminkan kekar atau yang saling tegak lurus
4.dan tidak serumit pola trellis.
2.    Pola Paralel
Paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk
oleh lereng yang curam/terjal, karena morfologi
lereng yang terjal akan terbentuk aliran-aliran
sungai yang berbentuk lurus-lurus mengikuti arah
lereng dengan cabang-cabang sungai yang sangat sedikit.
Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan
 kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadang
kala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang
memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan
kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi
dapat terjadi antara pola aliran trellis,
dendritik, dan paralel.
Ciri-ciri pola aliran sungai paralel :
1.Terbentuk dari aliran cabang-cabang sungai yang sejajar.
2.Atau paralel pada bentang alam yang panjang.
3.Mencerminkan kemiringan lereng yang cukup besar
 dan hampir seragam.    
 
Pola Pemukiman Penduduk
      pemukiman dalam arti sempit adalah tempat
tinggal (rumah) atau bermukim . pemukiman dalam
arti luas adalah kumpulan perumahan - perumahan yang
dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana
kehidupan . seperti rumah sakit , pasar , bank , dan sekolah .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentuk
 Pola Permukiman Penduduk :
a.   Bentuk permukaan bumi
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, ada gunung,
pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan sebagainya.
Kondisi yang berbeda secara otomatis akan membuat pola
kehidupan yang berbeda, misal penduduk pantai bekerja
sebagai petani. Pola kehidupan yang berbeda akan
menyebabkan penduduk membuat permukiman yang sesuai
dengan lingkungan tempat penduduk itu berada.
b.   Keadaan tanah
Keadaan tanah menyangkut kesuburan/kelayakan tanah ditanami.
Seperti kita ketahui, lahan yang subur tentu menjadi sumber
penghidupan penduduk. Lahan tersebut bisa dijadikan lahan
pertanian atau semacamnya. Karena itu, penduduk biasanya
hidup mengelompok di dekat sumber penghidupan tersebut
(ini jelas terlihat di desa).
c.   Keadaan iklim
Iklim memiliki unsur-unsur di antaranya curah hujan,
 intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan sebagainya
yang berbeda-beda di setiap daerah. Perbedaan iklim ini
akan membuat kesuburan tanah dan keadaan alam di setiap
daerah berbeda-beda yang tentu membuat pola permukiman
penduduk berbeda pula. Sebagai contoh penduduk di
pegunungan cenderung bertempat tinggal berdekatan,
sementara penduduk di daerah panas memiliki
 permukiman yang lebih terbuka (agak terpencar).
d.   Keadaan ekonomi
Kegiatan ekonomi seperti pusat-pusat perbelanjaan,
perindustrian, pertambangan, pertanian, perkebunan
dan perikanan akan berpengaruh pada pola pemukiman
yang mereka pilih, terutama tempat tinggal yang dekat
dengan berbagai fasilitas yang menunjang kehidupannya,
karena hal itu akan memudahkan mereka dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
e.   Kultur penduduk
Budaya penduduk yang dipegang teguh oleh suatu kelompok
masyarakat akan perpendicular pada pola pemukiman
kelompok tersebut. Di beberapa daerah tertentu seperti
suku badui di Banten, Suku Toraja di Sulawesi Selatan,
Suku Dayak di Kalimantan, cenderung memiliki pola pemukiman
mengelompok dan terisolir dari pemukiman lain.
·        Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan
bagian utara Sulawesi Selatan. Populasinya diperkirakan
sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian
dataran Luwu dan Sulawesi Barat. Tempat pemukiman
suku Toraja dikenal dengan Tana Toraja. Rumah tradisional
Toraja disebut tongkonan.
·        Suku Baduy
Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat.
Wilayah Baduy meliputi Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawarna.
Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati
wilayah itu sungai Cibaduy. Di desa ini tinggal suku Baduy Luar
yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.
Sedangkan suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih
terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Orang Baduy dalam
terkenal teguh dalam tradisinya.
·        Suku Kubu
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau
Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang
hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi jambi dan Sumatera Selatan.
Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan
jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Mereka hidup secara
nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu,
walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan
karet dan pertanian lainnya. Suku Kubu di Jambi pada umumnya
bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok.
·        Suku Dayak
Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami
\Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki
\ budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim).
Sebutan ini adalah sebutan umum karena orang Daya
terdiri dari beragam budaya dan bahasa.
Suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau
Kalimantan pada tahun 3000-1500 Sebelum Masehi.
Mereka adalah kelompok-kelompok yang bermigrasi
dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut
Proto-Melayu. Rumah adat suku dayak dikenal dengan nama ?
Rumah Betang?
Bentuk Pola Permukiman Penduduk
Berdasarkan faktor-faktor di atas, jelas bahwa pola
permukiman penduduk bisa berbeda satu sama lain, kan?
 Secara umum, penduduk memiliki pola permukiman sebagai berikut:
  • Pola permukiman memanjang (linear)
Perumahan yang tersusun dengan pola ini biasanya dapat
 dijumpai di sepanjang jalan, sepanjang sungai, dan sepanjang
 garis pantai. Anda bisa melihatnya, kan? Bentuknya memanjang
mengikuti bentuk jalan, sungai, atau garis pantai.
1. Mengikuti Jalan
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan.
Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat
di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga
memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman.
Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami
untuk mendekati sarana transportasi
2. Mengikuti rel kereta api
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan
kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak
terdapat di daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan
daerah padat penduduknya yang dilalui rel kereta api.

3. Mengikuti Alur Sungai
Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini
 terdapat di daerah pedalaman yang memiliki
sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki
 fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
4. Mengikuti Garis Pantai
Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman
 penduduk yang bermata pencaharian nelayan.
 Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan
penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu
mencari ikan ke laut.
  • Pola permukiman memusat
Pola pemukiman ini mengelompok membentuk
unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat
di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang
berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir.
Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat
mengitari mata air dan tanah yang subur.
Sedangkan daerah pertambangan di
pedalaman pemukiman memusat mendekati
lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal
di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki
hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan.
Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk
mempermudah komunikasi antarkeluarga atau
antarteman bekerja.
  • Pola permukiman menyebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah
dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah
-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi
atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan
pemukiman secara tersebar karena mencari daerah
yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman.
Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk
akan tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi
air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola
pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian,
ladang, perkebunan dan peternakan.


 

Ika Melya Astuti Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei