Jumat, 18 Maret 2016

laporan paktikum titrasi asam basa

Diposting oleh Unknown di Jumat, Maret 18, 2016


       


                                                                     
Laporan Praktikum
“ Titrasi Asam Basa”
Laporan Praktikum
“ Titrasi Asam Basa”

 
Disusun oleh : IKA MELYA ASTUTI

Kelas : XI. MIPA 1




SMA NEGERI 4 TANGERANG
TAHUN AJARAN 2015/2016


Menentukan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makan ( Titrasi Asam Basa )
I.              Tujuan Praktikum
 Menentukan kadar asam asetat dalam cuka makan dengan metode titrasi asam-basa.

II.           Landasan  Teori

Reaksi penetralan dapat digunakan untuk menetapkan kadar atau konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan kadar suatu larutan disebut titrasi asam–basa. Titrasi adalah penambahan larutan standar (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain (analyt) dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen (kondisi dimana saat analit tepat bereaksi dengan larutan standar). Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna yang disebut titik akhir titrasi.

Reaksi yang terjadi saat penitrasian :
 CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

Pada cuka makan tercantum bahwa kadar nya 2 % dan kadar asam asetat nya 25 % pada labelnya. Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan untuk menyelidiki kebenaran label tersebut dengan menggunakan titrasi asam basa. Dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, maka untuk menetukan kadar asam cuka makan, cuka harus diencerkan. Jika tidak diencerkan maka akan memerlukan larutan NaOH yang terlalu banyak sehingga tidak praktis dan tidak mempunyai ketelitian yang baik.

                            Hal-hal penting pada titrasi :
·       Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–. Biasanya ditunjukkan dengan harga pH.
·       Titik akhir titrasi adalah saat di mana indikator berubah warna.

III.          Alat dan Bahan      

Alat
Bahan
Gelas ukur 10 ml
Larutan NaOH  0,1 M
Pipet ukur
Asam cuka ( CH3COOH )
Erlenmeyer
Indikator Fenolftalein ( 3 Tetes )
Corong kaca
Cuka makan
Labu takar 100 ml
Aquades
Statif, Klem, and Boss Head

Buret








IV.           Langkah Kerja
1.      Pertama, Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.      Lalu, Mengambil asam cuka dengan menggunakan pipet volume sebanyak 10 ml dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
3.      Setelah itu, menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu erlenmeyer yang sudah terisi asam cuka.
4.      Kemudian, Memasukkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 5 ml sebagai zat peniter ke dalam buret dengan menggunakan corong kaca.
5.      Lalu, mencatat skala awal dari larutan NaOH 0,1 M (Sebaiknya dimulai dari skala 0).
6.      Setelah itu, Membuka statif dan klem pada buret dengan perlahan sehingga menetesnya NaOH dalam buret menetes sedikit demi sedikit yang ke dalam  labu erlenmeyer dan menggoyang-goyangkan labu erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna indikator yaitu merah muda.
7.      Setelah terjadi perubahan warna, Menutup kembali kran pada buret dan mencatat volume larutan NaOH yang digunakan.
8.      Terakhir, Mengulangi kegiatan ini 3 kali lagi sehingga memperoleh  hasil yang hampir sama.

V.             Hasil Pengamatan

Asam cuka yang digunakan (ml)
Volume NaOH
NaOH yang digunakan (ml)
Sebelum (ml)
Sesudah  (ml)
1.      10 ml
5 ml
4 ml
5 ml – 4 ml = 1 ml
2.      10 ml
5 ml
4,2 ml
5 ml – 4,2 ml =  0,8 ml
3.      10 ml
5 ml
4,2 ml
5 ml – 4,2 ml =  0,8 ml

VI.           Analisis Data
Diketahui :
-         Kadar cuka makan pada label 2%
-         M NaOH = 0,1 M
-         Volume cuka yang di titrasi = 10 ml
-         Volume asam cuka = 100ml
-         Mr asam cuka (CH3COOH) = 60
-         Volume rata-rata NaOH = ( 1 + 0,8 + 0,8 ) : 3
     = 2,6 : 3
     = 0,6 ml.
-         ρasam asetat = 1,05 g/cm3






1.      Menentukan Molaritas asam cuka yang digunakan :
Ma . Va = Mb. Vb
Ma . 10  = 0,1 . 0,6
        Ma = ( 0,1 . 0,6 ) : 10
        Ma = 0,06 : 10
        Ma = 6 . 10-3  mmol
2.      Menentukan Kadar asam asetat dalam cuka makan
M CH3COOH =( % . ρ . 10) : Mr
Jadi, % = (M CH3COOH  . Mr) : (ρ . 10)
            =  (6 . 10-3 . 60) : (1,05 g/cm3 . 10)
            =  36 . 10-2  : 10,5
            =  0.0343
             = 3,43%

VII.         Pembahasan
Kadar yang diperoleh dari hasil pengujian yaitu 3,43 % sedangkan yang tertulis pada botol yaitu 2 %. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan pada saat proses penitrasian. Kemungkinan karena adanya  kelebihan zat penitrasi yang dapat berpengaruh pada hasil akhir dalam perhitungan kadar cuka.
              Pada saat larutan NaOH diteteskan ke dalam larutan CH3COOH yang sudah di campur dengan indikator Fenolftalein dengan sambil menggoyang - goyangkan Erlenmeyer yang berisi CH3COOH, CH3COOH akan berubah warna menjadi merah muda atau sudah mencapai titik tetap ekivalen (netral) pada saat NaOH yang dikeluarkan atau diteteskan sebanyak 0,6 ml. Hal itu membuktikan bahwa kadar asam dalam cuka dapur dapat diketahui melalui proses titrasi asam basa.

VIII.       Kesimpulan
·       Molaritas asam asetat pada standarisasi yaitu sebesar 6 . 10-3 mmol.
·       Volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi cuka makan yaitu  0,6 ml.
·       Kadar asam asetat pada cuka makan sebanyak 3,43 %.
·       Penambahan indikator fenolftalein yang memiliki pH antara 8,3 – 10,0  pada titrasi bertujuan untuk menandakan batas titrasi yang di tandai dengan perubahan warna dari warna bening menjadi warna merah muda.

Saran :
·       Dalam melakukan titrasi diharap untuk berhati hati, teliti dan focus
·       Diharap untuk memperhatikan takaran setiap zat yang digunakan
·       Diharapkan untuk memeriksa ulang semua peralatan yang akan digunakan





IX.           Daftar Pustaka
·       Buku Grafindo Kimia untuk Kelas XI SMA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.






 SEMOGA MEMBANTU :)





























·             

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ika Melya Astuti Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei